http://ift.tt/20kt43r - Berita Terbaru Terkini Hari Ini - Ternyata ada maksud tersembunyi yang selama ini tak terkuak di publik.
Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) punya alasan kuat kenapa ia harus kembali jabat Gubernur DKI Jakarta.
Ahok blak-blakkan beberkan 'kesenangannya' di hadapan para guru non-PNS.
Pada saat itu Guru non-PNS hadir dalam acara deklarasi forum guru non-PNS untuk Ahok-Djarot di Posko Rumah Badja, di Jalan Talang, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (25/3/2017) kemarin.
Sebelumnya Ahok dalam pernyataannya mengaku menyiapkan hati bila nantinya mereka kalah dalam Pilgub DKI Jakarta.
Seperti dikutip dari Kompas.com Ahok mengaku bukannya pesimistis tapi meyakini jika ia terpilih jadi Gubernur DKI Jakarta atau sebaliknya semua tak lepas dari kehendak Tuhan.
"Kita enggak jadi gubernur itu urusan Tuhan. Walaupun kita berusaha. Kalau kata orang Islam man jadda wa jadda."
"Semua urusan Tuhan. Kalau seandainya Tuhan izinkan tidak jadi pun...," kata Ahok tiba-tiba menghentikan pembicaraannya.
Ahok mengaku akan tetap bersyukur meski ia tak lagi menjabat sebagai Gubernur setelah pemilihan putaran kedua Pilgub DKI Jakarta 2017 yang akan digelar pada 19 April 2017 nanti.
Pada kesempatan itu ia pun kemudian beberkan tentang tugas menjadi gubernur tidaklah mudah.
Ia tiap hari bangun 04.30 lalu berangkat pagi dan berikan pelayanan pada warga hingga malam.
Nah setelah ini terkuaklah maksud tersembunyi Ahok.
Muncul alasan kenapa ia kukuh ingin pimpin DKI Jakarta.
Alasannya karena Ahok mengaku mendapatkan kesenangan selama menjadi gubernur.
Kesenangan tersebut yakni bisa menolong orang banyak
Hal tersebut menurutnya tak bisa dilakukan saat menjadi warga biasa bahkan pengusaha sukses dengan untung miliaran.
"Perusahaan saya waktu untung miliaran, saya enggak bisa bantu orang miskin begitu banyak. Sekarang orang paling kaya di dunia pun enggak bisa ngasih bantuan 200 juta USD setahun. Tapi kami lakukan Rp 2,6 triliun untuk KJP," ucap Ahok.
Maka ini alasan Ahok tetap berjuang agar kembali terpilih menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Di kesempatan itu Ahok juga membahas tentang upaya yang sednag dilakukan untuk memperjuangkan nasib guru-guru non-PNS di Jakarta.
Meski nantinya ia bisa saja tak terpilih sebagai Gubernur DKI Jakarta, Ahok mengingatkan kalau ia masih menjabat hingga Oktober 2017.
Sisa waktu inilah yang ia janjikan untuk perjuangkan nasib guru non-PNS.
"Bapak ibu jangan khawatir. Sampai Oktober 2017 kok jabatan saya. Kita sedang menyiapkan sistem dengan baik," ucap Ahok.
Bukan hanya Ahok, rival juga telah siap kalah
Bukan hanya Ahok yang mengaku siap kalah, Calon wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno juga menyatakan sudah menyiapkan diri dengan apapun hasil pada Pilkada DKI Jakarta 2017.
Ia menyatakan siap menerima kekalahan jika memang rakyat Jakarta tidak menghendakinya memimpin Ibu Kota.
"Kalah enggak apa-apa, tetapi yang wajar, jangan ngawur," kata Sandiaga di Jakarta Timur, Sabtu (25/3/2017) seperti dikutip dari Kompas.com.
Sandiaga menjelaskan "ngawur" yang dimaksudnya adalah kalah lantaran fitnah dan kecurangan.
Menurut Sandiaga, masyarakat Jakarta sudah cukup cerdas untuk bisa mengantisipasi serangan isu maupun kecurangan.
"Apa saja bisa terjadi, tapi setiap masyarakat yang kami temui, ingin pemilihan yang adil, jujur, dan demokratis, yang dikhawatirkan tersebut (kecurangan), pasti tidak akan diterima warga," ujar Sandiaga.
Sandiaga mengatakan saat ini timnya sudah menyiapkan strategi untuk menangkal kecurangan di TPS nanti termasuk gugatan jika kelak ditemukan pelanggaran.
Pasangan Anies-Sandi bersaing dengan pasangan Ahok-Djarot Saiful Hidayat pada putaran kedua Pilkada DKI Jakarta tahun ini. Pemungutan suara akan berlangsung pada 19 April 2017. (Kompas.com)