BERITA MALUKU. Sebanyak 1.248 orang guru yang tersebesar pada 247 sekolah tingkat Taman Kanak-kanak (TK) hingga SMA/SMK di enam kecamatan, Kabupaten Buru Selatan (Bursel), hanya 193 yang memiliki sertifikasi guru.
"Jumlah guru di kabupaten ini kurang lebih 1.248 orang yang tersebar pada 6 kecamatan, yaitu
Kecamatan Ambalau, Kecamatan Waesama, Kecamatan Namrole, Kecamatan Leksula, Kecamatan Kapala Madan dan Kecamatan Fena Fafan. Dan dari data kami tentang guru yang memiliki sertifikasi sampai dengan hari ini, hanya baru 193 orang guru,'' kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bursel, Solissa dalam arahannya pada kegiatan workshop dan pelatihan Uji Kompetensi Guru (UKG) berlangsung di aula Kantor Bupati, Senin (27/3/2017).
Rincinya, 193 guru yang bersertifikasi itu terdiri dari guru TK sebanyak 5 orang, SD sebanyak 109 guru, SMP sebanyak 41 guru, SMA sebanyak 20 orang guru, SMK sebanyak 4 orang guru dan pengawas sebanyak 14 orang.
Dari 1.248 orang guru yang mengkikuti UKG berdasarkan data tahun 2015, yang lolos hanya 33 orang guru, baik guru TK sampai SMA/SMK.
Guru TK yang lulus UKG tahun 2015 hanya 1 orang guru, guru SD yang lulus UKG 8 orang, SMP 12 orang guru, SMA 9 orang guru dan SMK 3 orang guru.
''Data-data ini yang menjadi referensi untuk kita, bahwa ternyata kita gagal karena tidak memiliki kualifikasi standar yang diharapkan,'' sebut Solissa.
Nilai kelulusan guru pada UKG tahun 2015 dari 60-81, dan yang lulus dengan nilai 81 hanya 1 orang dari SMA Negeri Namrole. Untuk itu Solissa berharap hal ini bisa menjadi perhatian bagi semua guru.
Ditegaskannya, untuk dapat membuktikan mutu siswa, harus bisa dibuktikan dengan mutu guru. Guru, katanya, sebagai pilar utama dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia.
''Saya berharap para guru jangan main-main, dan saya memiliki data evaluasi dari 2015, dan kegiatan UKG suda beberapa kali dilakukan,'' ujarnya.
Kegiatan UKG ini sangat bermakna untuk saling curhat tentang kekurangan dan kelebihan kita dalam kegiatan seperti ini.
''Saya melihat, kita sering membuat kegiatan seperti ini terus menerus tetapi hasilnya masih seperti ini (rendah),'' sesal Solissa.
Solissa berharap, metode UKG harus dirobah dengan memberikan training dan diskusi sehingga bisa menyentuh setiap personil dalam ketrampilannya atau psikomotornya.
Dalam kegiatan UKG tahun ini kata Solissa, ada tiga hal yang harus menjadi perhatian semua orang (guru), pertama, harus berubah dalam segala hal. Kedua, pengetahuan harus bertambah dan ketiga meningkatkan psikomotor ketrampilan tentang metoda mengajar serta menguasai ilmu teknologi (IT).
''Dalam catatan saya, tiga kali UKG, kalau hasil kita masih kurang maka hasilnya akan disampaikan ke Bupati agar ada kebijakan (pengurangan) anggaran pendidikan,'' ujar Solissa.
Karena dari hasil evaluasi lanjutnya, banyak anggaran pendidikan yang diprioritaskan tetapi tidak ada perubahan mutu guru di kabupaten Bursel, malahan masih rendah. (LE)
"Jumlah guru di kabupaten ini kurang lebih 1.248 orang yang tersebar pada 6 kecamatan, yaitu
Kecamatan Ambalau, Kecamatan Waesama, Kecamatan Namrole, Kecamatan Leksula, Kecamatan Kapala Madan dan Kecamatan Fena Fafan. Dan dari data kami tentang guru yang memiliki sertifikasi sampai dengan hari ini, hanya baru 193 orang guru,'' kata Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bursel, Solissa dalam arahannya pada kegiatan workshop dan pelatihan Uji Kompetensi Guru (UKG) berlangsung di aula Kantor Bupati, Senin (27/3/2017).
Rincinya, 193 guru yang bersertifikasi itu terdiri dari guru TK sebanyak 5 orang, SD sebanyak 109 guru, SMP sebanyak 41 guru, SMA sebanyak 20 orang guru, SMK sebanyak 4 orang guru dan pengawas sebanyak 14 orang.
Dari 1.248 orang guru yang mengkikuti UKG berdasarkan data tahun 2015, yang lolos hanya 33 orang guru, baik guru TK sampai SMA/SMK.
Guru TK yang lulus UKG tahun 2015 hanya 1 orang guru, guru SD yang lulus UKG 8 orang, SMP 12 orang guru, SMA 9 orang guru dan SMK 3 orang guru.
''Data-data ini yang menjadi referensi untuk kita, bahwa ternyata kita gagal karena tidak memiliki kualifikasi standar yang diharapkan,'' sebut Solissa.
Nilai kelulusan guru pada UKG tahun 2015 dari 60-81, dan yang lulus dengan nilai 81 hanya 1 orang dari SMA Negeri Namrole. Untuk itu Solissa berharap hal ini bisa menjadi perhatian bagi semua guru.
Ditegaskannya, untuk dapat membuktikan mutu siswa, harus bisa dibuktikan dengan mutu guru. Guru, katanya, sebagai pilar utama dalam rangka peningkatan kualitas sumber daya manusia.
''Saya berharap para guru jangan main-main, dan saya memiliki data evaluasi dari 2015, dan kegiatan UKG suda beberapa kali dilakukan,'' ujarnya.
Kegiatan UKG ini sangat bermakna untuk saling curhat tentang kekurangan dan kelebihan kita dalam kegiatan seperti ini.
''Saya melihat, kita sering membuat kegiatan seperti ini terus menerus tetapi hasilnya masih seperti ini (rendah),'' sesal Solissa.
Solissa berharap, metode UKG harus dirobah dengan memberikan training dan diskusi sehingga bisa menyentuh setiap personil dalam ketrampilannya atau psikomotornya.
Dalam kegiatan UKG tahun ini kata Solissa, ada tiga hal yang harus menjadi perhatian semua orang (guru), pertama, harus berubah dalam segala hal. Kedua, pengetahuan harus bertambah dan ketiga meningkatkan psikomotor ketrampilan tentang metoda mengajar serta menguasai ilmu teknologi (IT).
''Dalam catatan saya, tiga kali UKG, kalau hasil kita masih kurang maka hasilnya akan disampaikan ke Bupati agar ada kebijakan (pengurangan) anggaran pendidikan,'' ujar Solissa.
Karena dari hasil evaluasi lanjutnya, banyak anggaran pendidikan yang diprioritaskan tetapi tidak ada perubahan mutu guru di kabupaten Bursel, malahan masih rendah. (LE)