Perempuan Papua, Mendemo Tuhan

Sumber foto: Perempuan Papua Yang Setia Dalam Perjuangan Pembebasan Bangsa ...
Oleh: Yan Yuaiya Goo

Opini, (KM). Dahulu kala, kehidupan kami bagaikan hidup di pegunungan di gebai Tidak ada penindasan dan kekerasan hidup kami penuh dengan kegembiraan Karena kami tidak tahu apa itu perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Setelah kami mengenal orang-orang baru.

Maka, cerita tentang indahnya suatu kehidupan tadi, tiba-tiba hilang tanpa bekas hilang bersama hadirnya orang-orang baru yang katanya datang dari benua surga. Sekarang kehidupan benar-benar berubah.

Para lelaki bangkit dan menindas kaum perempuan Kami dijadikan sebagai pelayan, budak, mesin produksi anak, sumber ekonomi dan lain-lain, orang-orang baru itu telah melempar kami kedalam neraka, padahal mereka berjanji akan memberikan suasana surga bagi kehidupan kami, mereka telah merampas para lelaki dari kehidupan kami mereka telah meracuni pikiran, perasaan dan hati teman kami mereka menjadikan para lelaki kami sebagai anjing piaraan sehingga setiap saat kami digonggong dan digigit.

Sungguh suatu kehidupan yang penuh kesengsaraan mereka datang merampas kehidupan kami kahidupan yang adil mereka mengganmtikannya dengan kesengsaraan walaupun kami berusaha untuk memulihkan pikiran para lelaki namun kami terus dimusuhi dan di campakkan racun itu ternyata sudah berakar di dalam sumsum dan urat-urat nadi para lelaki kami nilah nasib kami perempuan Papua dari waktu ke waktu mengalami penyiksaan dan penderitan sebagai perempuan Papua aku tidak akan tinggal diam aku akan bangkit dan berteriak ke seluruh penjuru dunia kembalikanlah keadaan kami seperti semula.

Selama aku bernafas, aku akan berteriak dan terus berteriak ke segala penjuru dunia, jika maut datang mengambil nafasku maka aku akan pergi ke pintu surga dan akan mendemo Tuhan.

Dalam kesempatan orasi aku akan mengatakan Selamat berjumpa Tuhan yang saya Imani Jika manusia pertama Engkau ciptakan Adam, mengapa yang kedua Engkau ciptakan Hawa? Apakah Engkau sengaja karena Engkau juga turut mendukung penyiksaan yang kami alami? Apakah Tuhan tahu, Kehadiran kami sebagai teman mereka lakukan layaknya binatang? Mengapa tidak Engkau berikan kepada adam bangsa binatang atau tumbuhan sebagai pengganti kami?

Tuhan yang saya sembah setiap hari kami di siksa, kami dianiaya kasihanilah kami karena kami sudah tidak kuat lagi. Saat ini kami menuntut kepada-Mu. Jika Engkau ciptakan kami sebagai teman yang sepadan dengan adam Maka bantulah kami.

Dengan kebesaran-Mu tolong sampaikan kepada dunia agar dunia sadar bahwa kami adalah teman adam dan bukan budak. Mungkin dengan penyampain-Mu kaum adam akan berubah dari perilaku yang kejam. Tuhanku, Janganlah Engkau menghukum aku karena telah masuk tanpa ijin dan men-demo Engkau aku sadar telah menggagunggu ketenangan-Mu, aku telah mendemo Engkau di tempat-Mu yang kudus.

Tapi, Tuhan apakah aku salah? Jawablah kami Tuhan Tuhan kasihanilah kami setiap hari kami berteriak dibumi dan tidak pernah ada yang menghiraukannya, kami lelah, kami capeh Tuhan mungkin dengan cara begini Engkau dapat merespon kami? Tolong jawab kami Tuhan. Demikian penyampaian kami kepada-Mu jawablah kami Tuhan sembah dan sujud kami haturkan pada-Mu.

Dari kami kaum Hawa Papua
Bukit Odedimi di Dogiyai, 10/10/2016
 
Editor: Frans Pigai

Subscribe to receive free email updates: