Cibiran Agus Anak Ingusan Berbalik Serang Ikrar


Cibiran Agus Anak Ingusan Berbalik Serang Ikrar

Berita Islam 24H - Pengamat LIPI Ikrar Nusa Bhakti mencibir Agus Harimurti yang maju menjadi Cagub DKI 2017 sebagai anak ingusan. Pangkat terakhir putra Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono yang masih mayor itu dianggap belum pantas bertarung memperebutkan kursi DKI 1.

Ikrar pun balik dikritik kurang rujukan saat berpendapat. Satu referensi sejarah terkenal dunia menyebutkan Napoleon Bonaparte saat mulai menguasai Eropa usianya belum genap 30 tahun.

"Napoleon saat menaklukan Eropa usianya belum mencapai 30 tahun, dan pangkatnya itu masih Letnan Dua," kata Pengamat Universitas Paramadina, Hendri Satrio, saat dikonfirmasi Rimanews terkait pernyataan Ikrar, hari ini.

Menurut Hendri, apa yang disampaikan Ikrar itu tidak menggambarkan sosoknya sebagai intelektual. Ikrar seharusnya tidak tendesius dalam menyampaikan pandangan, apalagi sampai mencibir dan menyerang sosok tertentu.


Akhir pekan lalu, Ikrar mengkritik level putra sulung SBY itu di politik maupun kemiliteran masih minim. "Buat saya ngaco aja sih. Dia mau jadi panutan. Panutan apa anak masih ingusan gitu?" ujar Ikrar di Jakarta, Jumat (23/9).

Menurut dia, selama ini gubernur DKI yang berlatar militer selalu berpangkat letnan jenderal. Misalnya, Ali Sadikin, Tjokropranolo, hingga Sutiyoso, sedangkan pangkat terakhir Agus mayor. "Apa warga Jakarta memercayai pengelolaan Jakarta dengan seorang yang masih berpangkat mayor?" ulasnya.

Lebih jauh, Hendri pun menganjurkan agar Ikrar mengenal lebih dekat sosok Agus terlebih dahulu sehingga analisanya ke depan tentang sosok cagub DKI itu bisa bersifat lebih subyektif. "Mas Ikrar kan belum kenal Mas Agus, kalau kenal dekat mungkin lain," tutup dia.


Pelacur Intelektual

Eks kader Demokrat Gede Pasek Suardika bahkan mengkritik Ikrar telah melacurkan kemampuan intelektualnya demi kepentingan politik praktis. "Banyak pengamat sebenarnya berposisi sebagai tim sukses tersamar. Tugasnya galang opini sayang terkesan intelektualnya dilacurkan," kicau dia, di akun Twitternya, Sabtu (24/9) lalu.

Meski kerab berseberangan dengan SBY, Gede mengaku Agus memiliki kemampuan intelektual tinggi di atas rata-rata. Terlebih segala prestasi yang dicapai Agus di militer menjadi buktinya.

"Di usia sudah di atas 30 tahun dan jelang 40 tahun, peraih Adhi Makayasa dianggap ingusan? Sebuah arogansi intelektual Timses yang lepas kontrol," imbuh anggota DPD RI itu.

Senator asal Bali itu juga mengingatkan Ikrar pendidikan yang dijalani Agus selama ini tidak bisa dianggap sebelah mata. Pendidikan militer di Indonesia sampai ke Amerika pun juga tidak bisa bisa dianggap sebelah mata.

"Menyatakan anak ingusan sama dengan menghina sistem di TNI, sama dengan menghina sekolah Nanyang University dan Harvards tempat Mas Agus dididik," tandas dia.


Apa Salahnya Pemimpin Muda?

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal DPP Partai Demokrat, Didik Mukrianto, heran pengamat sekelas Ikrar masih mempersoalkan usia Agus. Padahal, sejarah mencatat selama ini pergerakan dan perubahan di Indonesia di mulai dari kaum muda.

"Saya heran saja, yang dikritik kok usia Mas Agus. Yang mengkritik ini saya rasa tidak memahami ke Indonesiaan dan belum merasa merdeka," kata dia, di Jakarta, hari ini.

Sumpah Pemuda yang mempersatukan Indonesia untuk merdeka berawal dari Kebangkitan Nasional pada era 1920-an, tidak lepas dari peran pemuda bernama Budi Utomo. Dua proklamator RI, Bung Karno dan Bung Hatta juga masih berusia muda ketika menjadi motor perjuangan Indonesia.

"Lantas di mana salahnya menjadi pemimpin di usia muda?" tanya Sekretaris Fraksi Partai Demokrat itu menyindir balik pernyataan Ikrar.

Didik pun menambahkan Agus memiliki segudang prestasi baik di dinas kemiliteran maupun prestasi akademik nonmiliter di usianya yang baru 38 tahun. "Jadi jangan mendeskreditkan Mas Agus karena usianya yang muda. Sangat picik kalau cara pandangnya seperti itu," tegas dia.


Hina Agus Sakiti Keluarga TNI

Pernyataan Ikrar ternyata membuat geram organisasi massa pendukung SBY saat menjadi presiden. Aliansi Rakyat Untuk SBY (ARUS) yang beranggotakan anak-anak pensiunan tentara ini menganggap perkataan yang terlontar dari mulut Ikrar telah menyakiti keluarga TNI. "Perkataan provokatif, tendesius dan tidak objektif," kata Koordinator ARUS Akhmad Suhaimi di Jakarta, Minggu (25/09/2016).

Menurut Suhaimi, tidak ada tentara Indonesia yang pantas disebut ingusan. Sebab, semua personel TNI adalah tentara hebat, andal, dan siap dipimpin maupun dipimpin siapa saja, kapan saja dan di mana saja. "Tentara Indoensia siap ditugaskan di medan perang atau di pemerintahan, semata-mata demi pengabdian pada nusa dan bangsa," ujarnya.

Suhaimi berencana melaporkan Ikrar ke Mabes Polri dengan jerat pasal Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). "Kami akan melaporkan Ikrar ke Mabes Polri hari ini dengan pasal ITE," tukasnya. [beritaislam24h.com / rnc]


Subscribe to receive free email updates: